Kecerdasan buatan (AI) menawarkan berbagai kemampuan baru yang sangat menarik. Kehadirannya sudah menjadi bagian dari keseharian kita, terutama dalam wujud asisten virtual, perangkat lunak pendidikan, serta sistem otonom yang beroperasi tanpa campur tangan manusia. AI digunakan secara luas, baik dalam konteks profesional maupun pribadi. Meski begitu, cara kita memanfaatkan teknologi ini sering kali memunculkan kritik dari berbagai kalangan. Salah satu perhatian utama terkait AI adalah isu etika, yang menjadi topik perdebatan di masyarakat luas.
Pertimbangan Hukum dan Etika untuk AI
AI sering memicu kontroversi, terutama terkait etika penggunaannya. Perdebatan meluas tentang peran AI dalam menggantikan manusia, perlindungan data pribadi, dan potensi pelanggaran hak asasi manusia. Penggunaan AI seperti ChatGPT bahkan memicu mogok penulis pada 2023, yang mengguncang industri hiburan, dengan pertanyaan apakah AI harus menulis naskah film meskipun mampu. Bisnis perlu memahami risiko etika dan hukum dalam penggunaan AI, karena tanpa panduan yang jelas, penyalahgunaan dan masalah hukum dapat terjadi.
AI dapat meningkatkan efisiensi bisnis, namun ada potensi biaya terkait yang tak terhindarkan. Memprioritaskan etika AI penting untuk menjaga operasional, kepatuhan regulasi, dan reputasi bisnis. Berikut 7 isu etika utama yang perlu diperhatikan dalam penggunaan AI.
- Privacy
Pelatihan AI memerlukan banyak data, termasuk data pribadi, namun transparansi terkait pengumpulan dan penggunaan data masih kurang. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang akses dan penyalahgunaan data. Selain itu, penggunaan AI untuk pengawasan oleh penegak hukum, meskipun bermanfaat, menimbulkan kekhawatiran terkait pelanggaran privasi di ruang publik.
- Bias
Masalah etika lain terkait bias AI muncul karena sistem dilatih dari data manusia, yang dapat memperkuat bias. Misalnya, alat perekrutan AI bisa mengecualikan kelompok tertentu jika data latihannya bias. Ini juga bisa menimbulkan implikasi hukum terkait diskriminasi.
- Security
Keamanan adalah prioritas utama dalam AI. Sistem AI yang lemah rentan terhadap serangan yang dapat mengganggu hasil, seperti kendaraan otonom yang rusak atau penyembunyian objek di rekaman kamera. CISA dan para ahli menyerukan langkah-langkah keamanan lebih ketat untuk mengurangi dampak negatif ini.
- Explainability
Tidak cukup hanya menggunakan perangkat AI tanpa memahami cara kerjanya. Memahami proses pengambilan keputusan AI sangat penting, terutama dalam industri seperti kesehatan atau penegakan hukum, di mana keputusan dapat berdampak besar dan melibatkan nyawa manusia.
- Accountability
Penggunaan AI yang luas membuatnya terlibat dalam pengambilan keputusan harian. Ketika terjadi hasil negatif, sulit menentukan tanggung jawab. Apakah perusahaan harus memvalidasi algoritma yang mereka gunakan, atau pencipta AI yang bertanggung jawab? Mencari akuntabilitas bisa menjadi rumit dan membingungkan.
- Misinformation
Misinformasi dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan menyebarkan opini keliru yang merugikan organisasi dan pihak lain. Dalam beberapa tahun terakhir, misinformasi sering menjadi sorotan, terutama terkait pergolakan politik, karena mampu memengaruhi opini publik dan merusak reputasi. Setelah menyebar di media sosial, sulit melacak sumbernya dan menanganinya.
- Loss of Social Connection
AI dapat memberikan pengalaman yang sangat personal, seperti menyesuaikan konten dan meningkatkan layanan pelanggan melalui chatbot. Namun, ada kekhawatiran bahwa ini dapat mengurangi koneksi sosial, empati, dan kesejahteraan umum, terutama jika media sosial hanya memperkuat pandangan Anda sendiri dan menghambat pengembangan empati dan tindakan sosial.
Masa depan etika AI
Etika AI masih dalam tahap pengembangan dan belum ada kepastian tentang tata kelolanya. Banyak ahli berpendapat bahwa AI yang etis penting untuk masa depan yang fokus pada kebaikan sosial, keberlanjutan, dan inklusi. Perusahaan dan pemangku kepentingan diharapkan menerapkan kebijakan internal yang mengatur teknologi AI secara menyeluruh, dari desain hingga penggunaan. Meski ada ketidakpastian, ada gerakan positif menuju regulasi AI.